Sebelum abad ke-18 sistem
perekonomian masyarakat Eropa sangat bergantung pada sistem ekonomi agraris.
Akan tetapi setelah memasuki abad ke-18 terjadi perubahan besar dalam pola hidup
masyarakat Eropa. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan mulai digunakannya
tenaga mesin sebagai alat produksi di pabrik-pabrik menggantikan tenaga manusia
dan hewan. Perubahan inilah yang disebut dengan Revolusi Industri. Sehingga
Revolusi Industri dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa yang mengubah sistem
ekonomi agraris menjadi sistem ekonomi industri yang menggunakan tenaga mesin
sebagai alat produksinya, menggantikan tenaga hewan dan manusia.
Sebelum dikenal alat-alat mekanis
dan otomatis, masyarakat Eropa bekerja dengan menggunakan alat-alat manual
(menggunakan tenaga manusia) dan masih mengandalkan kecepatan kedua tangan dan
kaki. Artinya, alat-alat tersebut tidak akan berfungsi dan bekerja jika tidak
ada tangan atau kaki. Peralatan yang dimaksud seperti cangkul, parang, sekop,
gergaji, pisau, pengukur, palu, penenun, pemintal, pancung, jala, pendayung,
dan lain-lain.
Pada masa revolusi industri,
peralatan tersebut jarang digunakan sebab telah ditemukan mesin pemintal, mesin
tenun, lokomotif, dan sebagainya. Semua mesin tersebut bukan digunakan oleh
tangan dan kaki, tetapi oleh mesin uap. Dengan demikian, pada masa revolusi
industri terjadi penghematan tenaga manusia. Setelah revolusi industri terjadi,
perbedaan pola hidup masyarakat sangat terlihat sekali.
A. Latar Belakang Revolusi
Industri
Revolusi Industri di kawasan benua Eropa bermula di
negara Inggris. Kemudian pada awal abad ke-19, mulai menyebar ke negara-negara
Eropa lainnya dan negara-negara di benua Amerika. Adapun sebab-sebab yang
melatarbelakangi terjadinya revolusi industri tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Keamanan dalam negara
Inggris yang mantap
Mantapnya kondisi keamanan negara Inggris pada sekitar
abad ke-18, sehingga menjamin seluruh segi kehidupan masyarakat Inggris pada
saat itu. Begitu pula dengan sistem ekonomi, masyarakat Inggris dengan tenang
dan tanpa rasa takut menjalankan roda perekonomian mereka.
2.
Mulai berkembangnya
kegiatan kewiraswastaan dan manufaktur
Perkembangan masyarakat Eropa sebelum Revolusi
Industri hidup dalam sistem perdagangan yang masih menggunakan uang dan sistem
barter. Kegiatan-kegiatan produksi dilakukan di rumah-rumah atau kerajinan
rumah (home industry). Di Perancis dikenal istilah “gilda”, yaitu bengkel kerja
dan pusat usaha. Setiap orang yang akan memesan barang-barang dapat menghubungi
gilda. Alat-alat yang dihasilkan oleh gilda adalah alat rumah tangga, alat
kerja pertanian, dan sebagainya. Gilda baru bekerja apabila ada pesanan.
Perkembangan selanjutnya dari gilda ini adalah
munculnya minat yang luar biasa dai masyarakat Inggris terhadap tempat
pengolahan yang lebih memadai seperti pabrik. Dari minat inilah, muncul
kegiatan ekonomi manufaktur dimana para pekerja tidak lagi bekerja di
rumah-rumah melainkan ditempat-tempat khusus yang disediakan pengusaha sebagai
tempat produksi.
3.
Inggris memiliki kekayaan
alam terutama batu bara dan bijih besi
Kekayaan SDA Inggris seperti banyak ditemukannya batu
bara dan bijih besi, telah membantu Inggris dalam mengembangkan industrinya
karena batu bara dan bijih besi sangat diperlukan dalam proses produksi. Batu
bara dijadikan sebagai bahan bakar mesin-mesin dan bijih besi diperlukan untuk
industri berat. Kekayaan alam tersebut ditunjang oleh kemampuan dan keinginan
manusianya.
Orang Inggris terkenal sebagai orang yang rajin dan
tekun dalam penelitian alam. Kemauan dan keuletan warga Inggris itu, didukung
oleh adanya lembaga penelitian bernama The Royal for Improving Natural
Knowladge yang didirikan oleh pemerintah Inggris tahun 1662 dan The French
Academy of Science yang didirikan tahun 1666. Kedua lembaga tersebut
mensponsori kegiatan-kegiatan eksplorasi alam, sehingga dengan adanya
lembaga-lembaga ini telah mendorong tejadinya penemuan-penemuan baru di
kemudian hari.
4.
Inggris memiliki banyak
daerah jajahan
Kerajaan Inggris pada abad ke-18 memiliki banyak
daerah jajahan yang tersebar di benua Afrika dan Asia. Daerah-daerah jajahan
inilah yang mendukung kegiatan industri Inggris, karena daerah-daerah jajahan
tersebut dapat menyediakan bahan baku yang diperlukan oleh industri Inggris.
Selain itu, daerah-daerah jajahan tersebut dapat dijadikan sebagai tempat
pemasaran hasil industri Inggris.
5.
Terjadinya Revolusi Agraria
Kondisi masyarakat Inggris yang dilanda gejolak turut
melatarbelakangi revolusi industri di negara tersebut. Gejolak yang dimaksud
adalah Revolusi Agraria (pertanian). Revolusi agraria ini disebabkan oleh
berkembangnya kerajinan pakaian wol, yang dengan sendirinya meningkatkan
permintaan bulu domba. Dari hal itu, usaha di bidang wol menjadi sangat
menarik, maka tanah pertanian diubah menjadi peternakan domba. Untuk keperluan
peternakan domba tersebut, tanah para bangsawan yang tersebar letaknya
dikumpulkan dengan cara ditukar-tukar dengan tanah milik petani. Tanah yang
berupa tanah padang rumput itu dipagari dan digunakan sebaai penggembalaan
domba. Perubahan fungsi tanah menjadi lahan peternakan pun disebabkan harga
gandum yang turun.
Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap para
petani. Sebelumnya, pada saat tanah pertanian masih diusahakan mereka bekerja
sebagai petani penyewa. Sebab tanah di Inggris pada dasarnya adalah milik raja
dan bangsawan.Sejak tanah itu diubah menjadi lahan peternakan jumlah pekerja
yang dibutuhkan relatif sedikit. Akibatnya, banyak para petani beralih kerja
sebagai pekerja di tambang batu bara dan pabrik-pabrik tekstil. Ada pula yang
pergi ke kota yang mencari kerja disana. Namun, lapangan kerja terbatas dan
akhirnya muncul gelandangan. Munculnya gelandangan menjadi masalah tersendiri
bagi pemerintah. Pada saat perkembangan industri sangat pesat di perkotaan,
pemerintah dapat menanggulangi masalah gelandangan degan menjadikan sebagai
buruh.
6.
Munculnya paham ekonomi
liberal
Kegiatan lain yang mendorong lahirnya Revolusi
Industri adalah kegiatan perekonomian. Sejak abad ke-17, dunia pelayaran dan
perdagangan di Inggris. berkembang pesat. Perkembangan itu dibuktikan oleh
banyaknya kongsi-kongsi dagang, seperti EIC (East India Company), Virginia Co.,
Plymouth Co., Massachusets Bay Co., dan lain-lain. Para kongsi dagang banyak
memperoleh keuntungan dari penanaman modalnya di Inggris dan daerah lain.
Sebagian besar dari keuntungannya itu ditabung di bank, sehingga secara
keseluruhan aktivitas mereka memberi kesejahteraan bagi Kerajaan Inggris. Gejolak
dalam masyarakat lainnya adalah munculnya paham ekonomi liberal. Tokoh-tokoh
yang mengembangkan paham ini adalah Adam Smith, Thomas Robert Malthus, David
Ricardo, dan John Sturart Mill. Paham ekonomi liberal muncul sebagai reaksi
terhadap paham ekonom merkantilisme yang melahirkan sistem ekonomi yang diatur
oleh pemerntah. Para pencetus gagasan ekonomi liberal menyatakan kemakmuran
rakyat akan cepat tercapai apabila rakyat dibebaskan untuk melakukan kegiatan
ekonomi. Lahirnya paham ekonomi liberal di Inggris memantapkan persiapan
masyarakat menuju suatu zaman industri. Artinya, paham ekonomi liberal memberi
peluang bagi perkembangan industri-industri baru di Inggris.
7.
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Sejak awal abad ke-16, Inggris mulai memasuki abad
pemkiran yang mengakibatkan munculnya ilmuwan-ilmuwan terkemuka dalam berbagai
bidang pengetahuan dan teknologi. Bersama dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan baru
tersebut, muncul pula ide-ide baru.
Ide dan gagasan bau tersebut mendorong terjadinya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang didasarkan atas
ide dan gagasan baru tersebut, muncul pula penemuan-penemuan baru yang dapat
memperingan segala jenis pekerjaan manusia. Dengan temuan-temuan baru inilah
Revolusi Industri dimulai.
B. Jalannya Revolusi Industri
Perkembangan Revolusi Industri di Inggris ditandai
dengan penemuan mesin-mesin yang berguna bagi dunia industri. James Watt pada
tahun 1763 menemukan mesin uap. Hasil temuannya itu lebih efektif dan efisien
dibandingkan dengan hasil penemuan Thomas Newcomen. Temuan Newcomen, hanya
berupa mesin yang dapat memompa air yang menggenang di tambang-tambang batu
bara dan masih menggunakan tenaga manusia.
Dengan demikian, temuan James Watt dapat digunakan di
pabrik-pabrik. Awalnya pabrik-pabrik sangat bergantung pada tenaga air. Oleh
karena itu, pabrik harus didirikan di dekat sungai. Dengan menggunakan bahan
bakar batu bara, mesin uap temuan Watt, menyebabkan pabrik-pabrik tidak
bergantung lagi pada tenaga air dan dapat didirikan dimana saja.
Penemuan lainnya yang menunjang kemajuan industri
adalah penemuan mesin-mesin pertekstilan. penemuan dibidang tekstil ini
didasarkan pada keinginan untuk memproses bahan tekstil secara cepat. Pada tahu
1768, ilmuwan Richard Arkwright dan John Kay menemukan alat tenun yang dapat
memproduksi cepat (flying shuttle dan water frame). Temuan ini lebih maju
dibandingkan temuan John Hargreaves, yaitu mesin pemintal yang dapat
menghasilkan beberapa benang (spinning jenny). Mesin tersebut masih digerakkan
oleh tenaga kuda dan tenaga air. Tahun 1785, penemuan mesin tenun yang lebih otomatis
(power loom) dibuat oleh Edmund Cartwright. Dia menggabungkan penemuan
Arkwirght, Kay, Hargreaves, dan James Watt. Mesin tenun dan puntal temuan
Edmund Cartwright menggunakan mesin uap.
Hasil temuan James Watt ternyata menjadi inspirasi
bagi penemuan teknologi lainnya dalam bidang industri ataupun alat
transportasi. Diantaranya adalah Henry Cort, menemukan mesin pelebur bijih besi
dengan bahan bakar batu bara. Penemuan ini melahirkan temuan lain dalam bidang
transportasi seperti kapal uap oleh Robert Fulton dan kereta api uap oleh
George Stephenson.
Pada akhirnya, penemuan di bidang teknologi memiliki
dampak yang luas di bidang industri. Sehingga, produksi barang dapat diproses
dengan cepat. Proses didistribusikan dan pemasaran barang-barang industri pun
semakin lancar, ketika berkembangnya sarana jalan dan alat trnsportasi yang
digerakan oleh mesin.
C. Dampak Revolusi Industri
Perubahan yang sangat cepa di bidang industri membawa
akibat yang luas di berbagai aspek kehidupan. Dampak yang paling meonjol dari
Revolusi Industri di Inggris adalah sebagai berikut:
1.
Munculnya Kapitalisme
Akibat langsung dari Revolusi Industri ini adalah
terbentuknya lapisan masyarakat baru, yaitu masyarakat pemilik modal. dengan
kekuatan modal, mereka dapat menjalankan dan membangun sektor-sektor indsutri
di Inggris. Dan para pemilik modal inilah muncul istilah kapital (yang atinya
modal).
Kapitalisme adalah suatu paham ekonomi yang
berpandangan bahwa pendapatan (laba) dapat ditingkatkan dengan cara ditunjang
oleh sejumlah modal yang banyak, pengusaha sektor produksi, sumber bahan baku,
distribusi (pemasaran), dan teknologi terbaru. Dalam pandangan tersebut kaum
kapitalis sangat menginginkan adanya kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap
individu dalam usahanya, persaingan yang bebas tanpa adanya campur tangan dari
pihak pemerintah, sehingga kemakmuran bangsa dan negara hanya dapat diatur
melalui mekanisme pasar.
Masyarakat kapitalis ternyata tidak hanya berkembang
di Inggris saja melainkan berkembang pula di negara-negara yang ada di kawasan
Benua Eropa seperti, Perancis, Belgia, Belanda, Jerman dan Italia. Masyarakat
kapitalis inilah yang menggerakkan perekonomian nasional. Akibatnya dengan
kekuatan modalnya, golongan kapitalis juga dapat mempengaruhi
kebijakan-kebijakn pemerintah, sehingga kebijakn tersebut akan lebih menguntung
bagi kelancaran usaha mereka
2.
Pengambilan Tanah Untuk
Lahan Industri
Seperti yang telah diuraikan diatas, salah satu dari
dampak revolusi Industri adalah munculnya kelompok masyarakat yang memiliki
modal. Dengan modal yang dimilikinya, mereka menguasai perekonomian. Bahkan.
dengan modalnya itu mereka dapat meluaskan lapangan usaha industrinya. Usaha
industri perlu lahan, mereka para pemilik modal membeli tanah-tanah pertanian
milik bangsawan. Pada akhirnya pembelian lahan pertanian itu menimbulkan
beberapa dampak.
Pertama, para petani yang semula bekerja di
lahan pertanian milik bangsawan menjadi kehilangan pekerjaan. Mereka berusaha
mencari kerja di tempat lain. Ada sebagian diantara mereka pindah ke kota
bekerja sebagai buruh. Majikan mereka memberi upah yang rendah. Berbeda ketika
mereka menjadi petani di tanah-tanah milik bangsawan, upah mereka cukup besar,
sebab sistem upah diatur secara bagi hasil bari hasil panen.
Kedua, lahan pertanian yang diubah menjadi
lahan indistri, lama-kelamaan menjadi pusat industri dan akhirnya muncullah
kota-kota industri. Di Inggris pada saat itu berkembang kota-kota industri,
seperti Manchester, Liverpool, Sheffield dan Birmingham. Di kota-kota indsutri
tersebut, selain tumbuh pabrik-pabrik industri juga tumbuh kegiatan-kegiatan
ekonomi lainnya seperti menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Ketiga, berkembangnya kota industri melahirkan
kelas buruh. Pembangunan tenaga mesin di pabrik-pabrik mengakibatkan penggunaan
tenaga buruh terbatas. Namun demikian, jumlah mereka tetap banyak. Karena itu,
upah buruh menjadi rendah. Akibatnya banyak pengangguran dan kemiskinan.
Upah buruh rendah menimbulkan pertentangan antara
buruh dengan majikan. Aksi pemogokan bermunculan sebagai wujud protes kaum
buruh. Keadaan seperti ini sering terjadi sehingga keamanan negara menjadi
kacau. Oleh karena itu, negara turut campur dalam pengelolaan beberapa
perusahaan yang dianggap penting untuk kesejahteraan buruh dan rakyat.
3.
Negeri Jajahan sebagai
Daerah Pemasaran
Kelompok yang mendapat keuntungan besar dari adanya
revolusi indsutri adalah para pemilik modal. Mereka sering disebut kaum
kapitalis. Munculnya revolusi industri menimbulkan kapitalisme modern, yang
memperlihatkan peranan kaum kapitalis sebagai produsen, pedagang dan sekaligus
pembagi barang-barang.
Di bidang ekonomi harga barang menjadi murah. Hal itu
disebabkan penggunaan mesin-mesin dapat melahirkan produksi secara massal dan
biasanya rendah. Jika dibandingkan dengan barang hasil kerajinan tangan, harga
lebih mahal. Akibat lain di bidang ekonomi adalah perdagangan dunia semakin
maju. Ini disebabkan karena keperluan akan bahan industri dan pasaran untuk
industri makin luas. Komunikasi lalu lintas yang semakin ramai mendorong para
pengusaha mencari daerah pemasaran.
Untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya kaum
kapitalis bekerjasama dengan pemerintah agar dapat menjalankan kegiatan
usahanya. Bangsa Eropa yang mempunyai daerah jajahan, menjadikannya sebagai
daerah bahan industri, sebagai sasaran hasil industri, dan sebagai daerah
penanaman modal. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Revolusi Industri telah
melahirkan bentuk imperialisme baru.
0 Komentar