1.
Adanya Paham Kebebasan
dalam Politik
Koloni Inggris di Amerika tidak didirikan oleh pemerintah
Inggris, tetapi diciptakan oleh pelarian-pelarian dari Inggris yang mendapat
tekanan agama, sosial, ekonomi, dan politik. Kaum koloni menyatakan bahwa
mereka adalah manusia merdeka yang membangun koloni di dunia baru. Paham
kebebasan kaum koloni bertentangan dengan paham pemerintahan Inggris yang
menganggap bahwa daerah koloni adalah jajahannya. Hal ini didasarkan pada
Perjanjian Paris 1763.
2.
Adanya Paham Kebebasan
dalam Perdagangan
Kaum koloni juga menganut paham kebebasan dalam
perdagangan. hal itu bertentangan dengan paham pemerintah Inggris yang merasa
berkuasa atas koloni di Amerika. Oleh karena itu, pemerintah Inggris
memerintahkan agar hasil bumi dari daerah koloni harus dijual kepada negara
induk saja. Sebaliknya, penduduk koloni diwajibkan pemerintah Inggris hanya
membeli barang-barang hasil industri negara induk saja. Kaum koloni menentang
peraturan yang bersifat monopoli dan menghendaki adanya kebebasan dagang.
3.
Adanya Berbagai Macam Pajak
Berbagai macam pajak diterapkan, berkaitan dengan adanya
krisis keuangan Inggris akibat Perang Laut Tujuh Tahun. Perang berakhir dengan
kemenangan di pihak Inggris. Dengan kemenangan tersebut, menimbulkan beban baru
bagi pemerintah Inggris terutama masalah keuangan. Pemerintah Inggris kemudian
memberlakukan berbagai macam pajak (pajak teh, pajak gula, pajak metera,i dan
lain-lain) yang sangat memberatkan warga koloni. Sebaliknya, warga koloni
dengan tokohnya Samuel Adams menentang kebijakan tersebut dengan semboyan no
taxation without representation, artinya tidak ada pajak tanpa adanya
perwakilan.
4.
Peristiwa The Boston Tea
Party
Sebab khusus meletusnya Revolusi Amerika ialah adanya
peristiwa yang dikenal dengan nama The Boston Tea Party pada tahun 1773. Pada
saat itu, pemerintah Inggris memasukkan teh ke Pelabuhan Boston, Amerika. Pada
malam harinya, muatan teh itu dibuang ke laut oleh orang-orang Amerika yang
menyamar sebagai orang Indian suku Mohawk. Hal inilah yang menimbulkan
kemarahan pemerintah Inggris (Raja George III) sehingga menuntut
pertanggungjawaban. Namun penduduk koloni tidak ada yang mau bertanggung jawab
sehingga menimbulkan pertempuran yang menandai terjadinya Revolusi Amerika.
B. Jalannya Revolusi Amerika
Perang kemerdekaan AS yang berlangsung selama enam tahun
membuktikan bahwa kekuatan baru yang ditunjang oleh semangat kemerdekaan telah
menang terhadap kekuatan lama Imperium Inggeris.- Kemenangan militer awal dalam
pertempuran di Lexington, Charleston, Concord dan Bunker Hill telah memperkuat
optimisme orang-orang Amerika.
Pada awal meletusnya perang, Inggris berusaha memaksakan
kemenangan militeraya. Ditunjang dengan angakatan bersenjata yang besar,
kekuatan ekonomi serta angkatan laut terkuat di dunia, Inggris ternyata
memiliki banyak kelemahan. Pasukannya dan perlengkapan perang dalam jumlah
besar hams diangkut dari jarak sekitar 3000 mil dan tidak mengenal medan tempur
Amerika.
Sebaliknya pasukan Amerika dapat sembunyi dan melakukan
serangan dimanapun di daerahnya. Lebih lanjut, di Inggeris tidak teradapat
kesepakatan di antara warganya mengenai pengiriman pasukan ke Amerika
terlebih-lebih pengiriman tersebut telah menimbulkan permusuhan dari Spanyol
dan Perancis. Konflik strategi juga terlihat anatara Jenderal William Howe,
sebagai komandan militer dan Admiral Richard Howe sebagai komisaris perdamaian.
Walaupun mengalami kekalahan di beberapa tempat, Washington
mencoba mengkonsolidari pasukannya pada musim gugur tahun 1776 dan mundur melalui
New Jersey. Ketika pasukan Howe memasuki musim dingin, pasukan Washington
memukul pangkalan Inggeris di Trenton pada Natal 1776. Setelah kemenangan kecil
di Princeton, pasukan Washington istirahat pada musim dingin. Pertempuran awal
tersebut merupakan rahasia awal kemenangan Wahington. Pasukan Inggeris berusaha
memperoleh wilayah strategis seluas-luasnya seperti New York, sedangkan
Washington berusaha memperoleh kemenangan pasukan.
Seperti halnya pada perang gerilya moderen, pasukan
revolusioner Amerika mengorbankan wilayah sambil tetap memelihara konsolidari
pasukan, dan sepanjang pasukan tetap terpelihara, Inggeris tidak bisa mengklaim
kemenangan. Sikap tegtuh George Wahington telah memberi waktundan pelung kepada
pasukan Amerika unruk memperkuat din. Kemenangan di New Jersey telah
meningkatkan moral pasukan negeri baru tersebut.
Pada musim gugur Inggris memulai serangan baru ke
pusat-pusat perlawanan pasukan Amerika. Serangan dilakukan melalui tiga pusat
penyerangan. Dari utara, Jenderal John Burgoyne melakukan serangan dari Kanada
ke Albany. Pasukan lain dipimpin oleh Barry St Leger bergerak dari Danau
Ontario ke Albany. Sedangkan pasukan Howe bergerak dari New York menuju Sungai
Hudson lalu menuju selatan dan mengalahkan pasukan Washington di Brandywine
(September 1777), dan selanjutnya menduduki Philadephia, markas Kongres
Kontinental Amerika.
Dalam waktu yang sama Burgoyne bergerak ke arah selatan
dari Kanada dan merebut Fort Ticonderoga. Setelah itu, pasukan Inggeris mulai
dihadapkan pada kesulitan. Dukungan kaum Loyalis tidak bisa dibuktikan,
sedangkan para patriot lokal mulai berpartisipansi dalam merintangi pasukan
Inggeris dengan cara menebangi pohon dan menempatkannya di jalan raya yang
dilewati pasukan Inggeris. Ketika laju pasukan Burgoyne berhenti, pasukan kecil
Amerika yang dipimpin oleh Bennedick Arnold, mengalahkan pasukan St Leger di
Oriskany, dan memaksa pasukan Inggris menarik diri dari Fort Oswego di Danau
Ontario.
Burgoyne yang terhenti di hutan New York dan dikepung oleh
para patriot Amerika, mencoba menghancurkan kekuatan kaum kolonis di Saratoga.
Ternyata Burgoyne tidak mampu memaksakan kekuatannya dan akhirnya menyerah pada
pasukan Amerika pada bulan Oktober 1777.
Pembentukan aliansi internasional tidak menjamin sepenuhnya
kemenangan Amerika terhadap Inggris. Namun demikian, bantuan internasional
tetap memiliki peran besar terhadap tumbuhnya semangat juang pasukan
kontinental Amerika., Sejak tahun; 1780, pasukan Inggeris mulai mengalami
kekalahan di berbagai medan tempur Amerika. Dalam pertempuran di Lembah Ohio
mereka kalah. Demikian juga usahanya untuk menyerang daerah Selatan tidak
berhasil. Walaupun Karolina, Charleston dan Virginia sempat dikuasai, pada
pertempuran berikutnya pasukan Inggeris tidak bisa mengalahkan pasukan gabungan
Amerika dan Perancis.
Gabungan pasukan Washington dan Rochambeau yang berjumlah
15.000 berhasil mengalahkan pasukan Lord Cornwallis di Yorktown, pantai
Virginia. Akhirnya pada tanggal 19 Oktober 1781, pasukan Cornwallis menyerah
dan Parlemen Inggeris segera memutuskan untuk menghentikan perang. Setelah
mengalami kekalahan perang, Inggeris sepakat untuk berunding pada bulan Maret
1782. Perundingan damai yang diselenggarakan di Paris dihadiri oleh delegaasi
dari AS, Inggeris, Perancis, Spanyol dan negara-negara yang berkepentingan
dengan daerah koloni di Amerika.
Hasil perjanjian-Paris ditandatangani secara formal tanggal
3 September 1783. Raja George III dari Inggeris mengakui kemerdekaan AS,
mengakui perbatasan AS yang terbentang dari utara (Great lakes), barat (Sungai
Mississippi) dan Selatan hingga 31 derajat LU. Selain itu disepakati juga bahwa
orang-orang Amerika diijinkan untuk menangkap ikan di perairan Kanada, kedua
negara berhak melayari Sungai Mississippi; dan Kongres AS harus mengembalikan
hak milik kaum royalis yang dirampas pada masa perang.
1.
Pembentukan Konferendansi
Dengan adanya Deklarasi kemerdekaan 1776 dan perang
kemerdekaan sampai tahun 1783, bangsa Amerika rnulai mengubah struktur sosial
politiknya. Pada bulan Mei 1776 Kongres Amerika merekomentasi berdirinya negara
bagian dan menggantikan pemerintahan provinsi yang didasarkan atas
prinsip-prinsip pemerintahan republik. Setiap negara bagian segera membuat
undang-undang dasar (konstitusi) yang disahkan oleh Kongres provinsi dan
persetujuan rakyat.
Parlemen negara-negara bagian terdiri dari dua kamar
(majelis) – kecuali di Pensilvania yang memiliki multim-majelis – yang terdiri
dari majelis rendah yang mewakili rakyat dan majelis tinggi yang terdiri dari
snator negara bagian meliputi golongan aristokrat. Dalam prakteknya semua
golongan, terutama golongan kaya, dapat saja duduk dalam majelis tinggi.
Konstitusi negara bagian menjamin melindungi kebebasan sipil warganya terutama
dari kemungkinan meluasnya pengaruh kekuatan legislatif.
Artikel mengenai Konfederasi tahun 1777 telah mengabaikan
kemungkian dibentuknya pemerintahan union, dan setiap negara bagian di bawah
konfederasi tetap memiliki kedaulatannya. Karena merasa khawatir dengan
terbentuknya pemerintahan nasional yang kuat yang dikendalikan jauh dan
negara-negara bagian, setiap negara bagian menyerahkan kekuasaannya kepada Kongres
sambil tetap mempertahankan kepentingan lokal negara bagian.
Menurut artikel tersebut, Kongres memiliki kewenangan dalam
1) menyatakan peirang dan damai, 2) merundingkan perjanjian dan aliansi, 3)
mengatur urusan Indian, 4) membentuk sistem mata uang, ukuran dan timbangan,
dan 5) menjalan sistem pengiriman pos. Negara bagian tetap memiliki hak atas
pengenaan pajak terhadap warganya, mengatur perdagangan. Kongres tidak dapat
mengenakan aturan terhadap warga negara bagian. Dalam sistem konfederasi, pemerintahan
pusat dipegang oleh Kongres yang anggota-anggotanya berasal utusan dari setiap
negara bagian yang memiliki satu hak suara.
Untuk menyelenggarakan pemerintahan, Kongres membentuk
beberapa kementrian dan menunjuk Robert Morris serbagai pimpinan pejabat
keuangan. Kemampuan Mods dalam menanganni masalah keuangan teramasuk
memperlancar arus pinjaman dari luar dapat mencegah masalah keuangan negara
baru tersebut.
2.
Konvensi Philadelpia 1787
Konvensi Philadelphia diawali dengan Pertemuan Alexandria
antara Virginia dan Maryland mengenai masalah pelayaran di Sungai Patomak tahun
1785. Pertemuan tersebut merekomendasikan perlunya diadakan pertemuan lebih
luas mengenai masalah perdagangan di seluruh Amerika Serikat. Pada tahun 1786
diselenggarakan Konferensi Annapolis dn menyepakati usulan Alexander Hamilton
untuk mengadakan Konvensi Philadephia yang dihadiri oleh semua negara bagian.
Pada bulan Mei JConvensi Philadelhia dibuka dan dihadiri
oleh utusan-utusan dari seluruh negara bagian kecuali Rhode Island. Persidangan
Konvensi, yang sebagian besar delegasinya berasal dari kalangan muda dan
beraspirasi terbentuknya pemerintahan nasional tersebut, dipimpin oleh George
Wahington. Secara prinsip mereka menyapakati dibentuknya pemerintahan pusat
dengan memberikan kekuasaan yang berimbang antara pemerintah pusat dan
pemerintah negara bagian sarnbil tetap memprioritaskan kepentingan warganya.
3.
Konstisusi Amerika Serikat
Konstitusi Amerika Serikat yang dihasilkan dari Konvensi
tersebut menjamin dua majelis pembuat undang-undang (legislature), yaitu
eksekutif dan lembaga pengadilan yang mandiri. Konstitusi juga menjamin Kongres
untuk mengesahkan pajak, mengatur perdagangan luar negeri dan antarnegara
bagian, mencetak dan meminjam uang, membangun angjtatan bersenjata, menyatakan
perang, membangun sistem pos, dan mengeluarkan udang-undang yang diperlukan
untuk pendelegasian kewenangan.
Sedangkan untuk melindungi para wakil rakyat
(representative) senator dipilih berdasarkan undang-undang negara bagian dan
akan menjabat sdama enam tahun. Konstitusi juga menjamin persetujuan Senate
mengenai penunjukan seorang eksekutuf serta perjanjian luar negeri. Secara
teoritis, Senate bukan hanya mewakili negara bagian melainkan juga
menggambarkan kukuhnya kelompok aristokrat.
Presiden AS dipilih secara tidak langsung oleh badan
pemilih presiden (electoral college) sehingga membebaskan dia dari ketergantungan
pada Kongres atau pada rakyatnya. Konstitusi juga memberikan kewenangan kepada
seorang presiden untuk menuntut undang-undang mengenai masalah tanah, membuat
perjanjian luar negeri, berperan sebagai panglima angkatan bersenjata, menunjuk
hakim dan pejabat-pejabat lainnya serta berhak mengeluarkan veto terhadap
keputusan Kongres.
Dalam pembuatan konstitusi terdapat banyak
kelompok-kelompok yang terbuat dan kelompok federalis adalah kelompok yang
terkuat.Kelompok Federalis akhirnya mampu menentukan kepemimpinan dalam
pemerintah pusat yang baru George Washington dari Virginia, sebagi pemimpin
Konvensi Konstitusional Philadelphia dengan suara bulat terpilih sebagai
presiden pertama tahun 1789.
John Adams dari Massachusetts, mantan dubes di
negara-negara Eropa dipilih sebagai wakil presiden. Sedangkan anggota kongres
sebagian besar berasal dari kaum federalis. Untuk sementara pemerintahan baru
mampu menciptakan stabilitas politik yang didukung oleh mayoritas federalis.
Namun demikian, kurang dari satu dekade,
perselisihan mengenai kebijaksanaan politik pada pemerintahan federalis
tersebut menyebabkan terpecahnya kubu federalis ke dalam dua aliran yaitu, satu
kubu yang masih menamakan din Federalis dan kubu lainnya bergabung dengan
kelompok Republik. Persaingan kedua kubu tersebut menjadi dasar bagi
terbentuknya partai-partai politik di Amerika Serikat.
C. Dampak Revolusi Amerika
1.
Agama
Para menteri yang menganut Protestan, sebagai agama
mayoritas, menekankan pentingnya persaingan di antara penganut berbagai agama
sebab hal itu akan memperkuat terbentuknya masyarakat Kristiani di Amerika
Sedangkan agama Protestan berusaha membentuk Gereja Unitarian atau gereja
bersatu untuk semua aliran Protestan. Namun demikian, di kalangan Protestan
sendiri timbul revitalisasi Protestan yang dipelopori oleh gereja Baptist dan
Methodist yang menekankan pada Ajaran Injil Lama, Old Testamen atau Perjanjian
Lama. Penganut ini mengkritik orang-orang Protestan yang semakin sekular dan
terlalu menekankan kehidupan agama pada aspek rasional dan ilmu pengetahuan
ciptaan manusia.
2.
Kehidupan Keluarga
Keluarga Amerika sangat menekankan pentingnya pendidikan
Kristen kepada anak-anak mereka dengan tujuan untuk menghindari disintegrasi
moral dalam keluarga Amerika Namun demikian, setelah AS memasuki
industrianisasi pada abad ke-19 lembaga keluarga menjadi tidak begitu penting
sebagai satu kesatuan ekonomi. Adanya penggunaan anak-anak dan wanita sebagai
tenaga kerja telah menurunkan ikatan keluarga. Akibatnya orang tua lebih
menekankan pentingnya kemandirian kepada anak-anaknya agar si anak mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa tergantung bagi penghasilan orang tua.
Sebagai konsekuensi dari perubahan sikap tersebut setiap
keluarga di AS cenderung semakin mengecil. Sedangkan pembantu rumah tangga
tidak lagi menjadi anggota keluarga sebab mereka hanya berperan sebagai tenaga
kerja mandiri karena pengaruh dari konsep egaliter dan equality. Adanya
disintegrasi dalam keluarga menyebabkan posisi wanita tidak lagi sebagdi ibu
rumah tangga melainkan memiliki posisi yang sama dengan suami dan boleh bekerja
di luar rumah. Mereka juga berusaha mengejar karier seperti menentang batasan-batasan tradisional secara
gender terhadap mereka.
3.
Kemanusiaan
Berkembangnya humanitarian, aliran yang menjujung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan dan demokratisasi, berpengaruh terhadap timbulnya
gerakan anti-perbudakan atau abolisionist. Pada awalnya gerakan ini hanya
didukung oleh kelompok Protestan yang tergabung dalam American Colonization
Society (1817) dan berusaha mengirimkan orang-orang kulit hitam kembali ke
Afrika. Kelompok ini akhirnya mendapat dukungan dari golongan Gereka Avctngefis
(Pencil) yang memandang perbudakan sebagai Iembaga yang merusak tatanan
masyarakat Amerika. Kelompok ini berhasil mengirimkan sekitar 12.000 budak ke
Republik Liberia, Afrika, tahun 1822.
Program pengiriman budak tersebut tidak berjalan lancar
yang disebabkan oleh timbulnya kecaman dari negara-negara bagian di Selatan
yang menerapkan sistem tersebut. Pemimpin abolisionis baru, William Lloyd
Garrison, yang menerbitkan koran anti-perbudakan, The Garrison (1831) berusaha
meneruskan program pengiriman tersebut ke Afrika sambil terus mengecam system
rasialis tersebut yang masih tetap dipertahankan di negara-negara bagian
Selatan. Usaha tersebut tidak banyak membawa hasil sampai meletusnya perang
sipil tahun 1861-1867.
4.
Dampak Revolusi bagi dunia
Dewasa ini, revolusi Amerika Serikat memberikan dampak yang
sangat berpengaruh terhadap dunia. Seperti yang kita ketahui, Amerika adalah
negara adikuasa setelah mereka melakukan perang dingin dengan Rusia dan
memenangi perang tersebut. Hal yang paling terlihat adalah perekenomian dunia
yang berpusat dan diunggui oleh Amerika. Terlihat dari terjadinya krisi ekonomi
yang melandan Amerika pada tahun 2010 yang akhirnya menyebabkan krisis dunia.
Dalam sosial-politik Amerika juga turut berperan penting
terutama dalam perang yang terjadi pada Israel dan Palestina. Hal ini pun
mendukung terjadinya aksi terorisme yang terjadi di gedbung WTC pada tanggal 11
September 2003. Selain hal tersevut, revolusi Amerika juga berpengaruh terhadap
semnagat juang meraih kemerdekaan terutama di negara-negara Asia Tenggara
termasuk Indonesia.
0 Komentar