A.
PENGERTIAN AUFKLARUNG
Zaman Aufklarung ini dikenal dengan “zaman pencerahan”
atau “zaman fajar budi”, (dalam bahasa inggris “Enlightenment” dan dalam bahasa
jerman “Aufklarung”). Aufklarung adalah suatu gerakan besar di Eropa pada abad
ke-18 M yang memberi kedudukan dan kepercayaan luar biasa kepada akal budi
manusia. Gerakan ini tumbuh sejalan dengan penemuan-penemuan besar di bidang
ilmu pengetahuan alam di Italia, Jerman, Polandia, dan Inggris.
B.
LATAR BELAKANG AUFKLARUNG
Ada abad pertengahan terjadi perdebatan sengit antara
akal dan iman atau antara gereja dan kalangan proletar Eropa. Hal itu terjadi
selama kurang lebih 8 abad lamanya. Mereka dipaksa mengikuti doktrin yang telah
dikeluarkan oleh pihak gereja dalam dogma-dogma gereja nya. Mereka juga dipaksa
untuk melupakan akan kebudayaan mereka dulu, yaitu kebudayaan Romawi dan
Yunani. Namun, semakin lama mereka pun semakin merasakan akan kejanggalaan tentang
doktrin yang mereka terima itu. Terasa berada di luar akal rasional
(irasional). Hegemoni antara akal dan iman benar-benar tidak seimbang pada
zaman itu. Pada abad itu akal kalah total dan iman menang mutlak. Abad ini
telah mempertontonkan kelambanan kemajuan manusia dalam bidang pemkiran,
padahal manusia itu sudah membuktikan bahwa ia sanggup maju dengan cepat. Abad
ini juga telah dipenuhi lembaran hitam berupa pemusnahan orang-orang yang
berfikir kreatif diluar dogma gereja, karena pemikirannya berlawanan atau
berbeda dengan pikiran tokoh gereja pada saat itu. Abad ini tidak saja lamban,
lebih dari itu secara pukul rata filsafat mundur pada abad ini jangankan
menambah, menjaga warisan sebelumnya pun abad ini tidak mampu. Banyak orang
yang jengkel melihat dominasi Gereja atas orang Eropa. Mereka ingin segera
mengakhiri dominasi itu. Akan tetapi, mereka khawatir mengalami nasib yang sama
dengan kawan-kawan mereka yang telah dikirim ke akhirat lewat penyiksaan
Gereja. Seperti tokoh Sains Coppernicus yang berbeda pendapat dengan gereja
tentang pusat tata surya. Menurutnya pusat tata surya adalah matahari
(heliosentris). Sedangkan menurut gereja, bumilah sebagai pusat dari tata surya
(geosentris). Sekalipun demikian adanya, ada juga pemberani yang sanggup melawan
arus deras itu. Orang itu salah satunya adalah Renĕ Descartes yang terkenal
dengan Filsafat Rasionalisme nya. Melihat keadaan yang begitu parah pada zaman
pertengahan di Eropa, maka beberapa diantaranya melakukan suatu gerakan
pembaharuan untuk lahir kembali dalam artian lahir sebagai manusia yang tebebas
dari kungkungan gereja (dogma) atau dalam bahasa lain sebagai abad pencerahan.
Abad Pencerahan adalah suatu abad dimana terjadi gerakan pembebasan manusia
dari ketidakdewasaan yang dibuatnya
sendiri. Ketidakdewasaan adalah ketidakmampuan
untuk mempergunakan pengertiannya sendiri tanpa bimbingan orang lain.
Ketidakdewasaan ini dibuatnya sendiri bila
penyebabnya bukannya pada kurangnya pikiran melainkan kurangnya
ketegasan dan keberanian untuk mempergunakan pikiran itu tanpa bimbingan orang
lain. Sapere Aude! Beranilah mempergunakan pikiranmu sendiri! Itulah semboyan
pencerahan.
C.
PROSES TERJADINYA AUFKLARUNG
1.
AUFKLARUNG DI INGGRIS.
Gejala aufklarung di Inggris ( khas Inggris ) adalah
Deisme. Deisme adalah mengakui adanya Allah sebagai pencipta dunia ini, tetapi
setelah penciptaan dunia Tuhan tidak campur tangan sama sekali. Sebab diyakini
bahwa Tuhan telah memasukkan hukum – hukum dunia itu ke dalamnya. Dunia akan
berjalan sesuai dengan hukum – hukum itu.
Tujuan dari aliran ini adalah untuk menakhlukkan
ajaran agama termasuk kitab sucinya kepada kritik akal dan menjabarkan agama dari pengetahuan alamiah,
bebas dari ajaran gereja. Dengan kata lain adalah akal diakui sebagai sumber
dan patokan kebenaran.
Paham ini (Deisme) merupakan aliran dalam filsafat
yang menggabungkan diri dengan gagasan Eduard Herbert dari Cherburry
(1581-1648). Menurut Herbert, akal mempunyai otonomi mutlak dibidang agama,
termasuk agama Kristen ditaklukkan oleh akal. Ukuran kebenaran dan kepastian
adalah persetujuan umum segala manusia, karena kesamaan akalnya.
Inilah azas-azas pertama yang harus dijabarkan oleh
akal manusia sehingga tersusun agama alamiah:
1. Ada tokoh
yang tertinggi.
2. Manusia
harus berbakti kepada tokoh yang tertinggi tersebut.
3. Pokok
kebaktian adalah kebajikan dan kesalehan.
4. Manusia karena tabiatnya benci terhadap dosa.
5. Kebaikan dan keadilan Tuhan memberikan pahala dan
hukuman pada manusia baik dunia maupun di aakherat.
2.
AUFKLARUNG DI JERMAN
Pada umumnya Pencerahan di Jerman tidak begitu
bermusuhan sikapnya terhadap agama
Kristen seperti yang terjadi di Perancis. Memang orang juga berusaha menyerang
dasar-dasar iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu, serta menggantinya dengan
agama yang berdasarkan perasaan yang bersifat pantheistic, akan tetapi semuanya
itu berjalan tanpa “perang’ terbuka.
Yang menjadi pusat perhatian di Jerman adalah etika.
Orang bercita-cita untuk mengubah ajaran kesusilaan yang berdasarkan wahyu
menjadi suatu kesusilaan yang berdasarkan kebaikan umum, yang dengan jelas
menampakkan perhatian kepada perasaan. Sejak semula pemikiran filsafat dipengaruhi
oleh gerakan rohani di Inggris dan di Perancis. Hal itu mengakibatkan bahwa
filsafat Jerman tidak berdiri sendiri.
Para perintisnya di antaranya adalah Samuel
Pufendorff(1632-1694), Christian Thomasius (1655-1728). Akan tetapi pemimpin
yang sebenarnya di bidang filsafat adalah Christian Wolff (1679- 1754). la
mengusahakan agar filsafat menjadi suatu ilmu pengetahuan yang pasti dan
berguna, dengan mengusahakan adanya pengertian-pengertian yang jelas dengan
bukti-bukti yang kuat. Penting sekali baginya adalah susunan sistim filsafat
yang bersifat didaktis, gagasan-gagasan yang jelas dan penguraian yang tegas.
Dialah yang menciptakan pengistilahan-pengistilahan filsafat dalam bahasa
Jerman dan menjadikan bahasa itu menjadi serasi bagi pemikiran ilmiah. Karena
pekerjaannya itu filsafat menarik perhatian umum.
Pada dasarnya filsafatnya adalah suatu usaha
mensistimatisir pemikiran Leibniz dan menerapkan pemikiran itu pada segala
bidang ilmu pengetahuan. Dalam bagian-bagian yang kecil memang terdapat
penyimpangan-penyimpangan dari Leibniz.
3.
AUFKLARUNG DI PERANCIS
Pada abad ke-18 filsafat di Perancis menimba
gagasannya dari Inggris. Para pelopor filsafat di Perancis sendiri (Descartes,
dll) telah dilupakan dan tidak dihargai lagi. Sekarang yang menjadi guru mereka
adalah Locke dan Newton.
Perbedaan antara filsafat Perancis dan Inggris pada
masa tersebut adalah Di Inggris para
filsuf kurang berusaha untuk menjadikan hasil pemikiran mereka dikenal oleh
umum, akan tetapi di Perancis keyakinan baru ini sejak semula diberikan dalam
bentuk populer. Akibatnya filsafat di Perancis dapat ditangkap oleh golongan
yang lebih luas , yang tidak begitu terpelajar seperti para filsuf. Hal ini
menjadikan keyakinan baru itu memasuki pandaangan umum. Demikianlah di
Perancis filsafat lebih eras dihubungkan dengan hidup politik, sosial dan
kebudayaan pada waktu itu. Karena sifatnya yang populer itu maka filsafat di
Perancis pada waktu itu tidak begitu mendalam. Agama Kristen diserang secara keras sekali dengan memakai
senjata yang diberikan oleh Deisme.Sama halnya dengan di Inggris demikian juga
di Perancis terdapat bermacam-macam aliran: ada golongan Ensiklopedi, yang
menyusun ilmu pengetahuan dalam bentuk Ensiklopedi, dan ada golongan
materialis, yang meneruskan asas mekanisme menjadi materialisme semata-mata.
Diantara tokoh yang menjadi sentral pembicaraan disini
adalah Voltaire (1694-1778), Pada tahun 1726 ia mengungsi ke Inggris. Di situ
ia berkenalan dengan teori-teori Locke dan Newton. Apa yang telah diterimanya
dari kedua tokoh ini ialah: a) sampai di mana jangkauan akal manusia, dan b) di
mana letak batas-batas akal manusia. Berdasarkan kedua hal itu ia membicarakan
soal-soal agama alamiah dan etika. Maksud tujuannya tidak lain ialah
mengusahakan agar hidup kemasyarakatan zamannya itu sesuai dengan tuntutan
akal.
D.
DAMPAK AUFKLARUNG
Pengaruh Aufklarung di Eropa menyebabkan terjadinya
“Politik Etis”, sebuah kebijakan yang diterapkan oleh pemerintahan Kolonial
Belanda di Indonesia. Politik etis ini berakan pada masalah kemanusiaan dan
keuntungan ekonomi. Saat itu kondisi masyarakat Belanda banyak yang mendukung
untuk mengurangi penderitaan rakyat
pulau Jawa. Kritik terhadap pemerintah Belanda telah lama dilakukan oleh
Dowes Dekker dengan novelnya yang berjudul Marx Havelaar. Selain itu juga
dipengaruhi oleh golongan orang-orang liberal di dalam pemerintahan belanda.
Selama zaman Liberal ( 1870-1900), pengaruh kapitalisme memainkan peran, dimana
Indonesia dijadikan sebagai pasar yang potensial. Untuk memperoleh keuntungan
dan mengembangkan usaha yang diinginkan maka diterap kannya “Politik Etis”.
Politik Etis ini akan melahirkan generasi yang siap mengisi pos-pos industry
Belanda di Indonesia. Hal ini dilakukan semata-mata keuntungan, dimana Belanda
dapat mempekerjakan tenaga terdidik dan murah dalam pembayaran. Tahun
1890-1984, Ratu Wilhemina mengesahkan kebijakan ini, dan tahun 1902,
Alexander W.F Idenburg yang saat itu sebagai
Menteri Urusan Daerah Jajahan menerapkan politik etis. Politik Etis ini terdiri dari
Edukasi,Irigari, dan Emigrasi.
Kebijakan inilah yang kemudian menyebabkan terjadinya
perubahan dan perkembangan pendidikan di Indonesia. Pemerintah Belanda tidak
menyadari bahwa sebenarnya politik etis ini dapat menjadi ancaman karena saat
kebijakan ini diterapkan para pejuang pendidikan di Indonesia dengan cepat
meresepon hingga akhirnya muncul
generasi terdidik dan melahirkan pergerakan nasional melawan penjajahan.
Pada masa itu, Pemerintah Belanda banyak membuka sekolah-sekolah Belanda,
seperti Pendidikan Dasar diantaranya : ELS (Europese Lagerschool) untuk bangsa
Eropa, HBS (Holandsch Chineeschool) untuk orang Tionghoa , HIS (Holandsch
Inlandshool) untuk bangsa Indonesia kaum bangsawan, sedangkan golongan bawah
disediakan Sekolah Kelas Dua Pendidikan Tingkat Menengah diantaranya , HBS
(Hogere Burger School), MULO ( Meer Uitegbreit Ondewijs), AMS (Algemene
Middelbarea Aschool) dan sekolah kejuruan /keguruan ( Kweek School), Normaal
School. Pendidikan Tinggi , diantaranya , Sekolah Tehnik Tinggi (Koninklijk
Institut voor Hoger Technisch Ondewijs in Nederlandsch Indie), Sekolah Tinggi
hukum (Rechschool), Sekolah Tinggi Kedokteran antara lain Sekolah Dokter Jawa,
STOVIA, NIAS dan GHS ( Genneskundige Hogeschool ).
Namun, sangat disayangkan dalam pengembangan
pendidikan terjadi sebuah diskriminasi. Diskriminasi terjadi diantara sekolah
Belanda, antara golongan Pribumi, dan golongan eropa, china, dan warga asing
yang ada di Indonesia . Kelas social juga menentukan, golongan pribumi yang
Priyayi lebih mendapat perhatian dibandingkan golongan dibawahnya. Tidak heran
jika akhrinya banyak sekolah rakyat yang didirikan oleh para pejuang pendidikan
seperti: Ki Hajar Dewantara, Kartini, Dewi Sartika, Rahma El Junusiah, Moh.
Syafei dll. Sistem pendidikan Liberal menjadi landasan dalam kurikulum Belanda
saat itu.
E.
TOKOH TOKOH AUFKLARUNG
1.
JERMAN (Immanuel Kant (
1724 – 1804 ).
2.
INGGRIS (David Hume ( 1711
– 1776 ), (George Berkeley ( 1685 – 1753 ).
3.
PERANCIS (Voltaire ( 1694 –
1778 ), Jean Jacques Rousseau ( 1712 – 1778 )
0 Komentar